Literasi Digital
Bantu Pengajar dan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara[1]. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan 5
unsur pendidikan yang berkualitas, yaitu: 1) Peserta didik yang
berkualitas: sehat jasmani dan rohani dan siap untuk berpartisipasi dan
belajar, proses belajarnya didukung oleh keluarga dan lingkungannya, 2) Lingkungan
belajar yang berkualitas: sehat, aman, protektif dan gender-sensitive,
dan menyediakan sumber belajar dan fasilitas belajar yang memadai, 3) Konten
yang berkualitas: tercermin dalam kurikulum dan materi ajar yang
relevan demi tercapainya keterampilan dasar, khususnya di bidang literasi,
numerasi dan kecakapan hidup, pengetahuan dalam hal gender, kesehatan, nutrisi,
pencegahan HIV/AIDS dan perdamaian, 4) Proses pembelajaran yang
berkualitas: guru yang terlatih menggunakan pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik di dalam kelas yang dikelola dengan baik,
penilaian yang baik untuk memfasilitasi belajar dan mengurangi kesenjangan, 5) Outcomes
yang berkualitas: lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan
sikap, dan terarah pada pencapaian tujuan pendidikan nasional, serta
berpartisipasi positif di dalam masyarakat (UNICEF, 2000)[2].
Untuk membangun generasi
emas Indonesia, maka perlu dipersiapkan peserta didik yang memiliki
keterampilan Abad 21[3] yaitu
kualitas karakter, literasi dasar, dan kompetensi Abad 21, yaitu berpikir
kritis dan memecahkan masalah (critical thinking and problem solving skills),
bekerjasama (collaboration skills), kemampuan untuk berkreativitas (creativities
skills), dan kemampuan untuk berkomunikasi (commnication skills),
serta keterampilan berfikir tingkat tinggi (higher order thinking
skills/HOTS). penguatan pendidikan Karakter merupakan platform pendidikan
nasional yang memperkuat Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Merdeka.
Sehubungan
dengan hal diatas, Dewan Guru SD Negeri Taroan Kecamatan Tlanakan Kabupaten
Pamekasan telah berusaha untuk menumbuhkembangkan berbagai potensi yang
dimiliki dalam rangka mendukung kemajuan pendidikan utamanya di bidang Literasi
(Baca : . Literasi : Pengertian, Tujuan, Manfaat, Contoh dan Jenis )
Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Kemkominfo RI,
Bambang Tri Santoso saat memberi sambutan pada acara "Literasi Digital
Sektor Pendidikan SMK" di Kantor Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur,
Samarinda, Senin (20/02/2023).
Salah satu dampak positif dari literasi digital dalam dunia
pendidikan yaitu dapat membantu proses pembelajaran. Baik bagi tenaga pengajar
maupun peserta didik.
Baca Juga :
v LENSA PENDIDIKAN (gurusiana.id)
“Literasi
digital dapat membantu proses pembelajaran dalam dunia pendidikan. Bagi tenaga
pengajar, literasi digital dapat berfungsi sebagai bekal untuk dapat membedakan
sumber-sumber belajar yang benar, signifikan, dan dapat memberikan manfaat,”
terang Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Kementrian Kominfo Republik
Indonesia, Bambang Tri Santoso saat mengisi kegiatan Literasi Digital Sektor
Pendidikan untuk SMK di Kota Samarinda, Senin (20/2/2023).
Selain
itu, lanjut Bambang, literasi digital dapat membuka peluang bagi guru dan dosen
agar lebih produktif dalam menciptakan media ajar digital.
“Selain
tenaga pengajar, literasi digital juga memberikan dampak positif kepada peserta
didik, mulai dari siswa pendidikan dasar, pertama, atas, dan tinggi. Literasi
digital mempermudah mereka mencari data dan informasi dari berbagai media
sebagai bahan pembelajaran,” terang Bambang.
Menurut
Bambang, perolehan akses informasi yang lebih luas dapat memberikan kesempatan
dan peluang yang lebih besar, menyeluruh, efisien, dan akurat bagi semua
kalangan. Hal tersebut membuat ketimpangan informasi dapat diminimalisir dengan
optimal.
“Perubahan-perubahan
positif tentang teknologi digital diharapkan dapat dimanfaatkan dan
dipergunakan dengan baik, termasuk pada dunia pendidikan,” tambahnya.
Pada
kesempatan tersebut, dirinya menjelaskan bahwa saat ini Kementerian Kominfo
melalui Ditjen Aplikasi Informatika membagi kegiatan literasi digital kedalam
tiga segmentasi ,yaitu masyarakat umum, pendidikan dan pemerintahan.
“Segmentasi
tersebut bertujuan untuk memasifkan gerakan nasional literasi digital, sehingga
target 50 juta orang terpapar literasi dapat dicapai pada tahun 2024. Untuk
itu, masayarakat dituntut harus paham akan literasi digital khususnya di era
modern 4.0 ini,” tutupnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Kominfo Provinsi Kalimantan Timur (Muhammad Faisal), Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur (Surasa), serta Pakar TIK (Michael Sunggiardi) sebagai pemateri. (sap)
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar